Tam tam buku adalah
permainan tradisional yang serupa dengan permainan
ular naga atau wak wak gung… dua orang membuat terowongan dan yang lain membuat
barisan panjang. Permaianan ini melibatkan beberapa orang.
Langkah-langkah dalam permainan tam tam buku ini adalah sebagai berikut:
- Dua orang A dan B membuat terowongan (kedua tangan saling bertemu) Si A sebagai matahari dan Si B sebagai bulan.
- Salah seorang memimpin barisan. Bentuk barisan adalah memanjang ke belakang. Masing-masing berpegangan pada baju bagian belakang dari teman yang ada di depannya.
- Barisan ini berjalan-jalan dengan cepat sambil berkeliling mengitari A dan B sambil menyanyikan lagu " “Tam tam buku, seleret tiang bahu, patah lembing, patah paku, anak belakang tangkap satu , bunyi lonceng pukul satu”
- Setelah lama berkeliling masuklah pemimpin barisan ke terowongan.
- A dan B harus menahan/menculik satu dari anggota barisan ketika diakhir lagu, lalu menanyakan ," kamu jadi matahari atau bulan?". Apabila ia memilih menjadi matahari ia harus berdiri di belakang A, dan sebaliknya jika ia memilih menjadi bulan ia harus berdiri di belakang B.
- Kemudian ,barisan terus berkeliling dengan cepat sambil menyanyikan lagu. Pada putaran kedua , barisan harus masuk ke terowongan. Anggota barisan di akhir lagu harus ditahan oleh si A dan si B. Kemudian ditanya lagi , apakah menjadi matahari atau bulan.
- Demikian seterusnya sampai barisan habis. Kemungkinan pengikut/peminat matahari lebih banyak dan sebaliknya.
- Peminat yang paling banyak adalah pemenang dalam permainan ini. Selanjutnya , permainan dapat disepakati untuk diulang atau diakhiri.
saya ingat, dulu semasa kecil sering memainkan permainan ini. nggak hanya di sekolah, tapi juga ketika sudah malam. bernostalgia jadinya. tapi, di daerah tempat saya tinggal, kampung saya di pelosok Sumatera Utara, permainan ini sedikit dimodifikasi. misalnya yang menjadi gerbang adalah Bulan dan Bintang. mungkin karena kami lebih sering memainkannya ketika malam. semuanya serupa, memang. lalu di bagian lirik nyanyiannya juga berubah. kalau di kampung saya jadi begini (kalau saya nggak salah ingat):
BalasHapustam tam buku, seleret tiang paku. mata bendil mata satu, anak belakang tangkap satu.
lalu bagian pertanyannya juga lebih banyak, meski selalu itu yang diulang. saya kurang ingat persisnya. yang pasti, memang ada beberapa pertanyaan sebelum yang terakhir: pilih Bulan atau Bintang. sampai "ular" tersebut habis ditangkap oleh Bulan dan Bintang, permainan ini akan berlanjut dengan yang lain, satu sampai dua jenis lagi, yang memang sepertinya diciptakan berurutan. sayang, permainan ini sudah hilang di kampung saya. bahkan sudah beberapa tahun yang lalu.
saya pikir, saya akan mencoba menuliskannya juga di blog saya. terima kasih atas referensi yang sangat berharga ini. salam :)
Ada beberapa versi lirik lagunya..saya juga lahir dan besar di sumut...usia saya sekarang sdh lebih dr 55thn...tapi di ingatan saya masih menempel permainan anak2 yg tak pernah terlihat lg..seperti permainan galah panjang atau klu di kampung saya namanya sabur...klu di riau anak2 menyebutnya cakbur..cara bermainnya juga sama spt yg di permainkan anak2 di sumut...mudah2an lirik yg saya tulis tdk salah....tam tam buku seleret tiang batu mata meling mata satu anak belakang tangkap satu....tu...tu...tu...salam hangat mudah2an tetap mempertahankan dan mengenalkan permainan anak2 zaman dulu..
HapusPukul lonceng pukul satu...terlupa
BalasHapus